Kenali Dulu Pengganggu Endokrin
Oleh: Ndaru Anugerah
“Bang, bisa ulas tentang endocrine disrupters?” begitu pertanyaan yang dilayangkan beberapa netizen menanggapi beberapa artikel saya.
Karena banyak yang tanya, saya akan coba bahas secara singkat.
Kenapa singkat?
Karena anda sebenarnya bisa juga cari literatur yang berkaitan dengan ini pada mesin pencari. Tugas saya hanya menyajikan secara singkat apa itu pengganggu endokrin, mengingat beberapa artikel saya kerap menyinggung istilah ini.
Sistem endokrin merupakan jaringan kelenjar yang menghasilkan semua hormon yang diperlukan oleh tubuh manusia. (https://www.webmd.com/diabetes/endocrine-system-facts)
Berdasarkan hal ini, maka banyak hormon penting yang dihasilkan sistem endokrin seperti testosteron dan estrogen, yang diperlukan untuk aktivitas seksual seseorang. Selain itu hormon penting lainnya semisal insulin dan adrenalin, juga dihasilkan oleh sistem endokrin ini.
Kalo ditanya penting atau nggak-nya sistem ini, maka anda sudah bisa menjawabnya.
Seharusnya, semua hormon yang diperlukan tubuh dihasilkan secara ajeg melalui sistem endokrin. Namun nyatanya, hormon tertentu justru gagal diproduksi karena adanya faktor yang menghambat. Faktor penghambat inilah yang disebut sebagai pengganggu (sistem) endokrin.
Secara umum, pengganggu endokrin merupakan bahan kimia. Dari sini lahir istilah bahan kimia pengganggu endokrin alias Endocrine Disrupting Chemicals (EDC).
Lalu apa yang dilakukan pengganggu endokrin pada tubuh manusia?
Ada 3 cara yang biasa dilakukan.
Pertama memblokir jalur utama antara hormon alami dan reseptor. Kedua mengganggu kelenjar dengan menghasilkan terlalu banyak atau justru sedikit hormon yang dibutuhkan tubuh. Dan yang terakhir meniru cara kerja hormon, sehingga tubuh bereaksi berlebihan atau bereaksi pada waktu yang salah. (https://www.webmd.com/children/what-are-endocrine-disruptors)
Darimana pengganggu endokrin berasal?
Tentu saja bahan kimia, baik yang bersifat alami ataupun buatan.
Biasanya EDC masuk ke dalam tubuh seseorang melalui pernapasan, makanan atau melalui kontak langsung. EDC bisa ditemukan pada banyak bidang, dari mulai industri, pertanian, perumahan, farmasi hingga logam berat.
Contoh EDC antara lain: Bisphenol-A (BPA), dimana biasanya wadah penyimpanan makanan mengandung bahan kimia ini.
Kemudian ada phthalates yang umumnya digunakan bagi plastik agar produk yang dihasilkan lentur. PCB (Bifenil poliklorinasi) juga merupakan EDC yang ditemukan pada produk yang ada di sekitar rumah, seperti transformator dan pelumas.
Dan yang terakhir triclosan yang banyak digunakan dalam bentuk sabun atau pembersih tangan. Biasanya zat ini digunakan untuk membunuh bakteri.
Masih banyak produk mengandung EDC yang bisa kita temukan di sekitar kita, yang efeknya sangat mengejutkan.
Kasus dietilstilbestrol (DES) adalah salah satu kasus dimana penggunaan EDC dapat mendatangkan masalah bagi manusia.
Ceritanya wanita-wanita muda di Australia yang mengalami masalah kehamilan, terpaksa menggunakan DES alias estrogen sintetis.
Walhasil, mereka sukses melahirkan anak. Hanya saja, anak perempuan yang lahir dari wanita yang menggunakan DES tersebut, terbukti memiliki risiko lebih tinggi terkena beberapa jenis kanker. (https://www.cancer.gov/about-cancer/causes-prevention/risk/hormones/des-fact-sheet)
Yang paling sering saya singgung adalah peran glifosat sebagai EDC pada tubuh manusia, yang biasa terdapat dalam makanan hasil rekayasa genetik alias GMO yang kita konsumsi. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0045653520328149)
Ada juga penelitian yang mengaitkan EDC dengan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Secara umum ADHD adalah perilaku hiperaktif, sulit untuk fokus dan bersifat impulsif pada diri seseorang.
Berdasarkan penelitian, pria muda yang lebih banyak kandungan EDC dalam urin mereka, menunjukkan perilaku ADHD yang lebih menonjol. (https://www.naturalmedicinejournal.com/journal/endocrine-disruptors-and-attention-deficithyperactivity-disorder-adolescents)
Jadi kalo anda mendapatkan anak kesayangan anda tiba-tiba berubah perilakunya secara drastis, bisa jadi itu karena kandungan EDC dalam dirinya yang diluar ambang batas. Coba anda pelajari pola makan yang selama ini anda berikan kepada sang buah hati.
Anyway, saya cukupkan ulasan saya sampai disini. Silakan anda cari literatur lainnya mengenai EDC, kalo anda mau gali lebih dalam lagi.
Semoga anda terbantu.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments