Melihat tayangan TV anak-anak produksi Malaysia, kalo diperhatikan anak saya paling suka acara kartun yang berjudul Pada Jaman Dahulu. Inti tayangan tersebut adalah penanaman karakter moral kepada anak-anak, lewat Fabel alias cerita-cerita binatang.
Nah, bicara pada jaman dahulu, saya juga punya cerita. Ceritanya tentang dollar, yang sekarang ramai diperbincangkan. Gimana ceritanya?
Jaman dahulu kala, di Amrik sana, konon cara berdagangnya menggunakan media emas/perak sebagai alat tukar. Sampai kemudian, cara ini dianggap kurang pas. Masa mau ke pasar aja, kudu bawa emas sih? Gak praktis bro…
Akhirnya setelah dipikir-pikir, AS mendirikan bank plat merah yang bisa mencetak uang. Secara bertahap, uang kertas diperkenalkan kepada masyarakat dan menjadi alat tukar pengganti emas/perak. Itu terjadi pada tahun 1837-1862.
Seiring berjalannya waktu, bank plat merah ini kurang bisa menampung kebutuhan pasar, karena cadangan emas yang dimilikinya terbatas. Melihat peluang ini, pada tahun 1913, Rothschild dan kroni-kroninya membentuk The Fed, karena merasa memiliki cadangan emas yang warbiyasah banyak.
Akibatnya, peran bank plat merah milik AS-pun digantikan The Fed. Untuk memperkuat eksistensinya, The Fed mendanai capres-capres AS saat kampanye, dengan harapan para capres tersebut tidak lupa kacang akan kulitnya, saat menjabat presiden nanti.
Caranya? Dengan mengeluarkan UU yang menguntungkan The Fed saat sang capres menjabat.
Tercatat, Presiden Woodrow Wilson-lah yang mengeluarkan hak cetak mata uang AS bagi The Fed pada tahun 1914. Singkatnya, The Fed cetak uang, terus dikasih ke pemerintah AS dalam bentuk hutang sebagai imbalannya. Dan yang namanya hutang pasti harus dibayar plus ada bunganya.
Dan siapa yang harus bayar ujung-ujungnya? Yah rakyat Amrik dengan cara bayar pajak berjamaah. Kurang enak apalagi, Choky…??
Menyusul krismon di AS tahun 1933, Presiden Roosevelt yang sebelumnya juga mendapat sokongan The Fed saat kampanye, akhirnya menyita semua emas rakyat untuk diserahkan kepada The Fed dengan alasan mengatasi krisis.
Praktis sejak saat itu, Dollar-lah mata uang tunggal yang dipakai di AS, hingga saat ini.
Sebelum cerita bergulir lebih lanjut, siapa sih Rothschild sebenarnya?
Dia adalah Yahudi-Zionis yang punya cita-cita membangun Israel Raya. Tentang rencana ini, saya akan cerita pada lain tulisan.
Rothschild yang lebih dikenal dengan Edmond Rothschild, adalah bapak pendudukan (Father of Settlement) bagi warga Israel. Dialah pendiri negara Israel sesungguhnya. Nah kalo iseng lihat koin Hari Kemerdekaan Israel, pasti ketemu tuh tampang Rothschild.
Sedemikian berjasanya beliau bagi bangsa Israel. Tanpa bantuan Rothschild, mustahil negara Israel bisa terbentuk.
Trus bagaimana caranya bikin negara Israel?
Caranya adalah dengan membeli tanah-tanah di Palestina dan mendirikan proyek pemukiman bagi imigran-imigran Yahudi seantero dunia, demi terciptanya negara Israel berdaulat. Sedikit demi sedikit, rencana itu mulai terealisasi. Dan setelah dirasa cukup banyak pemukim Yahudi disana, lobby internasional-pun akhirnya digelar.
Puncaknya adalah keluarnya Resolusi 181 PBB yang memberikan mandat bagi Israel merdeka dengan mencaplok 56,5% wilayah Palestina, pada tahun 1947. Tok-tok… Sah sudah Israel menjadi sebuah negara. Rothschild-lah yang memberi dukungan finansial penuh bagi negara Israel yang baru terbentuk.
Bukan itu saja. Bahkan hingga kini, Israel tetap disokong biaya operasionalnya oleh pemerintah AS. Dan kalo sudah bicara soal AS, mana mungkin lepas dari kunkungan The Fed dan kroni Rothschild?
Terjawab sudah kaitan antara pemerintah AS, The Fed dan kroni Rothschild.
Nah terus, sudah tahu bank sentral-nya adalah milik Rothschild, kenapa presiden AS tetap patuh pada The Fed? Kenapa nggak coba cetak mata uang sendiri?
Setidaknya nggak semua presiden AS adalah jongos The Fed. John F. Kennedy salah satunya. Kennedy pernah berencana melepas jeratan The Fed, dengan mencetak mata uang sendiri. Tapi naas, dia sudah keburu dibunuh sebelum rencananya terwujud. Hingga kini, kematian Kennedy tetap jadi misteri…
Bagaimana peran kroni Rothschild lewat The Fed-nya terhadap pengaruhnya di dunia, tak terkecuali Indonesia? Nanti saya tuliskan pada bagian kedua.
Tak terasa udara malam makin dingin, apalagi sekarang malam Jumat? Lho, apa kaitannya, yah?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)
0 Comments