Terlahir dari keluarga miskin di Hangzhou, Cina pada 10 September 1964, Ma Yun kecil alias Jack Ma hidup dalam keterbatasan. Kerap ditolak bersekolah karena kemampuan matematikanya yang terbilang jeblok dari jenjang sekolah dasar, tak membuat Ma patah arang.
Nyatanya, kehidupan sulit yang akhirnya membentuk daya juang seorang Ma. Bahkan untuk sekedar belajar bahasa Inggris dengan para turis di sebuah hotel, dia dipaksa menggenjot sepedanya selama 40 menit waktu tempuh. Dan itu bukan satu dua hari, tapi selama 8 tahun brayy…
Namun semua usahanya akhirnya membuahkan hasil. Sedikit demi sedikit dia mulai bisa berbahasa Inggris.
Dan yang paling penting adalah, cara bergaul dengan para turis asing, mengubah cara pandangnya terhadap dunia disekelilingnya. Ternyata beda tuh, apa yang dia dapat di sekolah dengan apa yang dia dapat dari para turis bule tersebut. Hal inilah yang membuatnya untuk dapat berpikir secara global.
Tak terasa waktu cepat berjalan. Cina sebagai negara sosialis mulai membuka pintu investasi asing di tahun 1980an. Dalam sekejap, banyak franchise debutan negeri Paman Sam mulai membanjiri Cina, dari mulai Mc.Donald, Burger King hingga KFC.
Berbekal pengetahuan bahasa Inggris yang dimilikinya, Ma memberanikan diri untuk melamar pada perusahaan franchise asal negara AS tersebut. Puluhan kali melamar, puluhan kali pula ia menerima penolakan.
Dan yang paling menyakitkan adalah pernah dalam suatu hari dia melamar untuk bisa bekerja di KFC. “Jadi apalah, yang penting bisa kerja disana.” Namun apes bagi dirinya. Dari 24 orang yang melamar, 23 yang diterima. Artinya hanya dia semata wayang yang ditolak.
Sadar karena minim kemampuan, membuat seorang Ma harus banting setir. “Kalo jadi pegawai rumah makan asing nggak diterima, mending jadi guru bahasa Inggris aja. Yang penting ada bau-bau Inggris-nya,” demikian pikirya. Jadilah dia menjadi guru bahasa Inggris pada sebuah sekolah.
Terus gimana seorang Ma bisa berinteraksi dengan dunia networking berbasis internet?
Ma tercatat pertama kali menggunakan internet di tahun 1995. Kala itu dia mencari kata ‘beer’ dan ‘China’, namun tak kunjung ditemukannya. Berbekal rasa penasaran, akhirnya dia membuka laman yang menerjemahkan bahasa Cina ke dalam bahasa Inggris, bersama seorang rekannya.
Walau banyak kendala dalam membuka jasa translasi online tersebut, toh akhirnya para netijen banyak membantunya dengan cara mengirimkan email kepada dirinya. Berbekal website jasa terjemahan tersebut, Ma akhirnya mendirikan Alibaba Group empat tahun berselang.
Tanpa berbekal banyak pengetahuan tentang teknologi dan komputerisasi, toh akhirnya Jack Ma mampu menjadi salah seorang milyader terkaya di dunia. Semua keterbatasan itu justru memacu dirinya untuk maju, bukan malah gampang menyerah.
Banyak ide-ide gila yang dimiliki seorang Ma. Salah satunya adalah ide untuk bisa mengalahkan eBay – situs jual beli online asal negeri Paman Sam. Tak pelak orang menyematkan predikat orang gila alias Crazy Jack kepada dirinya.
Berapa jumlah kekayaan seorang Jack Ma? Menurut laporan Forbes 2016, sekitar 26,5 miliar dollar AS. Angka yang sangat fantastik untuk ukuran seorang mantan guru Inggris. Dan ajaibnya, angka itu akan terus meningkat seiring kenaikan harga saham Alibaba Group.
Apa yang bisa disimpulkan?
Dari seorang Jack Ma kita bisa ambil pelajaran kalo hidup butuh perjuangan.
Dari seorang Jack Ma kita bisa belajar bagaimana sukses diraih bukan lewat cara yang instan.
Dan dari seorang Jack Ma, kita belajar bahwa kerja keraslah yang membuat seseorang berhasil, bukan malas-malasan atau hobi nyinyir apalagi menyalahkan keadaan.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)
0 Comments