Arah Baru Kebijakan Trump (*Bagian 2)


530

Arah Baru Kebijakan Trump (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah – 24022025

Pada bagian pertama tulisan, kita sudah bahas garis kebijakan Trump yang berorientasi pada pembangunan dalam negeri alias America First. Itu sebab Trump memotong anggaran yang berorientasi pada kebijakan luar negeri termasuk melikuidasi lembaga sekelas USAID.

Selain itu, kebijakan boros anggaran termasuk perang di Ukraina, juga masuk dalam radar Trump untuk segera dihentikan. Itu-lah mengapa Trump membuat kesepakatan damai dengan Putin di Saudi Arabia, demi untuk memotong kebijakan boros anggaran tersebut. (baca disini)

Apakah motivasi Trump untuk ‘berdamai’ dengan Rusia, hanya karena untuk memangkas anggaran semata? Apakah Trump seorang pasifis?

Anda tahu logam tanah jarang alias rare earth elements?

Selidik punya selidik, mayoritas logam tanah jarang yang diminati AS berada di wilayah yang justru nggak dikuasai oleh rezim Kiev, melainkan di wilayah yang telah dikuasai Rusia.

Jadi, setelah kasih bantuan ke Ukraina, Trump minta imbal balik berupa konsesi logam tanah jarang yang ada di Ukraina. Dan pihak Kiev menyetujui hal bantuan bersyarat tersebut. (https://www.youtube.com/watch?v=xQa_3V4RsL8)

Apakah Ukraina menyetujui paket bantuan tersebut dengan ikhlas?

Sama sekali nggak. Ukraina menerima paket bantuan AS, karena mereka justru nggak punya lagi logam tanah jarang yang diincar AS. Sebagian besar wilayah yang kaya mineral tersebut, kini sudah dikuasai Rusia, sehingga Ukraina tinggal bersisa ampas-nya saja.

Menurut investigasi Forbes, nilai sumber daya mineral Ukraina mencapai USD 14,8 triliun setara dengan kandungan mencapai 111 miliar ton.

Hanya saja 2/3-nya berada di wilayah yang dikuasai Rusia yakni Donetsk dan Luhansk selain Dnepropetrovsk yang berada di wilayah perbatasan (yang sebentar lagi bakal dicaplok Rusia). (https://www.themoscowtimes.com/2025/02/04/rare-earths-for-aid-ukraines-minerals-threatened-by-war-a87862)

Estimasi yang dibuat Washington Post pada Agustus 2022 silam justru lebih fantastik, dimana nilai cadangan mineral Ukraina mencapai USD 26 triliun, dimana setengah-nya telah berada di wilayah yang dikuasai Rusia.

Selain itu, selama ini Ukraina mengklaim bahwa mereka memiliki cadangan titanium dan litium yang terbesar di Eropa, yang banyak digunakan untuk memproduksi berbagai hal mulai dari jet tempur, smartphone, hingga kendaraan listrik.

Hanya saja, saat ini Ukraina telah kehilangan dua dari empat cadangan litium-nya sejak operasi militer khusus Rusia digelar pada negara itu. (https://oilprice.com/Metals/Commodities/Russias-Control-of-Ukrainian-Lithium-Mines-Threatens-Europes-Green-Energy-Shif.html)

Dengan adanya fakta tersebut, semua ‘kesepakatan’ awal yang telah dibuat AS dengan Ukraina, kini tinggal kenangan.

Dan Trump sangat mengetahui informasi ini.

Trump yang punya naluri sebagai pebisnis, nggak mau ditipu kedua kalinya oleh Zelensky. Nggak aneh jika Trump bersuara keras tentang bantuan AS pada negara itu, karena Ukraina nggak punya apa-apa lagi untuk dieksploitasi.

Tidak ada makan siang yang gratis, kecuali program-nya Prabowo, bukan?

Kembali ke Trump.

Mengapa seorang Trump, sangat concern tentang logam tanah jarang?

Jawabannya sederhana.

Konsep Make America Great Again nggak akan bisa diwujudkan tanpa adanya kedaulatan teknologi. Dan bicara teknologi masa depan, nggak akan bisa dipisahkan dengan logam tanah jarang sebagai penopang-nya.

Logam tanah jarang nggak hanya diperlukan untuk membuat perangkat pertahanan, terlebih lagi dibutuhkan untuk proses transisi ke energi bersih yang dibesut sang Ndoro besar.

Memangnya anda pikir turbin angin, solar panel hingga mobil listrik, apa kompenen utama penyusun-nya selain logam tanah jarang? (baca disini)

Asal tahu saja, sebuah iPhone mengandung setidaknya delapan logam tanah jarang dalam perangkat-nya tersebut untuk bisa digunakan. (https://www.triplepundit.com/story/2023/apple-iphone-recycled-materials/772961)

Sebagai informasi, bahwa ajang perebutan logam tanah jarang antara AS dan China semakin memanas di seantero jagat, dengan China memimpin klasemen untuk sementara. (https://www.foxbusiness.com/energy/international-competition-mine-refine-rare-earth-elements)

Untuk mematahkan supremasi China, harus ada terobosan yang dibuat AS. Salah satunya adalah dengan menguasai logam tanah jarang yang ada di Ukraina yang kandungan-nya melimpah.

Sialnya, saat ini Ukraina nggak mempunyai apa yang sedari awal diincar AS.

Karenanya, yang paling mungkin dilakukan Trump adalah dengan mendorong kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia. Kalo Ukraina nggak lagi mendapat bantuan dari AS, mungkinkah perang yang sangat boros biaya tersebut bakal berlanjut?

Itu ideal-nya.

Sayangnya, apapun yang menjadi harapan Trump atas Ukraina, bola tetap berada ditangan Rusia.

Kenapa?

Karena lebih dari 70% logam tanah jarang berada di Donetsk, Lugansk (dan juga Dnepropetovsk) terletak di wilayah yang dikuasai Rusia. Dan hanya dengan menormalisasi hubungan dengan Rusia, AS baru bisa mengakses logam tanah jarang di Ukraina.

Itu-pun dengan catatan Putin bersedia ‘menjual’nya ke AS.

Satu yang pasti, Rusia sendiri pasti akan memakai logam tanah jarang untuk membangun industri dalam negeri-nya, selain menjual-nya kepada musuh utama AS, yakni China.

Itu lebih masuk akal, bukan?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!