Siapa Merancang Perang? (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah – 13112024
Apa penyebab Perang Dunia I?
Jawaban atas pertanyaan ini, tentu banyak dan bervariasi. Andapun dapat menggalinya pada situs penyedia informasi digital seperti wikipedia ataupun media mainstream lainnya.
Konflik bermula saat Franz Ferdinand selaku pewaris tahta Austria-Hungaria (dan juga istrinya), tewas dibunuh oleh seorang nasionalis asal Yugoslavia, Gavrilo Princip di Sarajevo pada 28 Juni 1914 setelah sukses melepaskan tembakan dari jarak dekat. (https://www.lib.cam.ac.uk/collections/departments/germanic-collections/about-collections/spotlight-archive/sarajevo-1914)
Kematian ini sontak melahirkan ultimatum Habsburg terhadap kerajaan Serbia yang berujung pada terbentuknya aliansi di kedua pihak dalam waktu singkat dan memulai perang besar yang bernama Perang Dunia I yang kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Itu versi resmi yang mungkin kita dapatkan di bangku sekolah ataupun pengetahuan yang kita dapat melalui kanal media resmi. Dan buat anda yang nggak mau repot alias asal telan informasi tersebut, maka case closed. Memang itulah penyebab perang yang sesungguhnya.
Pertanyaannya: apakah karena hal ‘sederhana’ maka PD I bisa terjadi? Bagaimana mungkin rombongan Franz Ferdinand bisa melakukan perjalanan tanpa pengawalan yang ketat di wilayah Balkan yang saat itu tengah dilanda konflik?
Apakah anda tidak melihat adanya kejanggalan mengingat betapa cepatnya aliansi terbentuk (hanya dalam hitungan minggu) dan memicu ekskalasi yang lebih besar? Siapa sesungguhnya pihak yang mendanai perang yang kemudian meluas tersebut?
Sekarang mari kita bahas secara rinci perihal PD I. Dan untuk membahas PD I, kita nggak perlu ulas soal pembunuhan Franz Ferdinand, karena itu hanyalah narasi fabrikasi yang sengaja dibuat untuk menutupi kejadian di belakang layar.
Ada baiknya kita tarik mundur ke 2 dekade sebelum perang dimulai, tepatnya pada ruang tamu yang sepi tepat di musim dingin yang ada di London pada Februari 1891. Disanalah tiga orang terpenting saat itu bertemu untuk membentuk organisasi rahasia. (https://archive.org/details/the-anglo-american-establishment/page/3/mode/2up)
Kelak, kelompok inilah yang akan terus memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan para anggotanya untuk membentuk jalannya sejarah, termasuk dalam mendorong dunia ke dalam perang global pertama.
Lantas apa tujuan pembentukkan organisasi rahasia ini?
Nggak lain untuk memperluas kekuasaan Inggris di seluruh dunia dan juga menarik AS sebagai bagian integral dari Kekaisaran Inggris. Ini cikal bakal istilah Anglo-Saxon.
Dalam menjalankan aksinya, maka organisasi ini dibagi menjadi 2 kompartemen, lingkaran dalam yang disebut The Society of the Elect sebagai tim inti yang akan mengarahkan aktivitas lingkaran luar yang lebih besar, dan yang kedua lingkaran luar alias The Association of Helpers sebagai eksekutor dan uniknya mereka nggak pernah tahu eksistensi lingkaran dalam.
Siapa sesungguhnya ketiga sosok yang hadir pada pertemuan tersebut, sehingga punya ambisi untuk mewujudkan rencana Kekaisaran Inggris?
Yang pertama adalah William T. Stead selaku editor Pall Mall Gazette yang punya koneksi surat kabar global berpengaruh. Yang kedua adalah Reginald Brett yang akrab dikenal sebagai Lord Esher yang merupakan pembisik utama istana alias orang dibelakang layar Kerajaan Inggris.
Dan yang ketiga adalah Cecil John Rhodes, raja berlian yang dijuluki sebagai ‘Colossus’ oleh Edward Linley Sambourne karena sukses mengeksploitasi Afrika Selatan dan ambisinya untuk mengendalikan benua Afrika yang kaya akan sumber daya alam. (https://omeka.drew.edu/exhibits/show/britishimperialismpoliticalcar/rhodescolossus)
Dengan hadirnya Cecil Rhodes dalam kelompok tersebut yang tentu saja punya kekuatan dan kemampuan yang mumpuni, maka angan-angan untuk membentuk Kekaisaran Inggris bukanlah hal yang terlalu sulit untuk dicapai.
Sebagai informasi, awalnya Rhodes bukan sosok pengendali tambang emas dan berlian. Kakak-nya lah yang menarik dirinya untuk ikutan terjun di bisnis menggiurkan tersebut di Afrika Selatan saat dirinya masih berusia 18 tahun.
Nah, untuk mengeksplorasi tambang disana, pastinya Rhodes butuh modal, bukan?
Disinilah peran Lord Nathan Mayer Rothschild diperlukan sebagai penyokong dananya dan mendirikan perusahaan cangkang bernama De Beers di tahun 1888. (https://en.wikipedia.org/wiki/Cecil_Rhodes)
Dari sini, istilah ‘kerja paksa’ diberlakukan pada penduduk asli Afrika Selatan (untuk mengekploitasi tambang emas dan berlian) yang kelak melahirkan kebijakan apartheid di sana.
Satu hal yang anda perlu tahu, bahwa Rhodes sangat terobsesi dengan Oxford. Saat orang berbicara tentang kampus bergengsi tersebut, dia ingin orang teringat akan dirinya.
Jadi lumrah jika Rhodes mengumpulkan orang-orang yang punya pemikiran yang sama di Oxford dalam satu wadah di All Souls College. (https://dokumen.pub/the-secret-society-cecil-john-rhodess-plans-for-a-new-world-order-kindle-edition.html)
Apakah hanya kebetulan jika beasiswa Rhodes juga dialamatkan pada kampus yang sama?
Tentang cita-cita Rhodes akan terbentuknya kekaisaran Anglo-Saxon, juga sudah jadi rahasia umum. Bahkan The New York Times juga pernah angkat tentang hal itu di tahun 1902 silam. (https://www.nytimes.com/1902/04/09/archives/mr-rhodess-ideal-of-anglosaxon-greatness-statement-of-his-aims.html)
“Masyarakat rahasia yang kaya harus bekerja untuk menjamin perdamaian dunia dan terbentuknya Federasi Inggris-Amerika (Anglo-Saxon),” demikian kurleb-nya.
Rhodes menambahkan, “Satu-satunya yang layak melaksanakan ide ini adalah masyarakat rahasia yang secara bertahap menyerap kekayaan dunia.”
Kalo diringkas, maka akan ada masyarakat rahasia yang akan menyerap kekayaan dunia, demi terwujudnya perdamaian dunia dibawah kepemimpinan Anglo-Saxon.
Dan untuk mewujudkan ambisinya, maka Rhodes menggelontorkan banyak uang. Meskipun dirnya telah tiada, bukan berarti cita-cita terbentuknya ‘perdamaian dunia’ dibawah payung Anglo-Saxon nggak akan terwujud. Toh impian itu telah terwujud, bukan? (https://archive.org/details/lastwilltestamen00rhodiala/page/n7/mode/2up)
Lantas mengapa Rhodes sangat terobsesi akan impiannya demi terbentuknya aliansi Anglo-Saxon yang kelak akan memimpin dunia menuju perdamaian?
Pada bagian kedua kita akan bahas dan tentunya akan berdampak pada rencana perang global bernama PD I.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)