Skenario Mpox 2.0?


514

Skenario Mpox 2.0?

Oleh: Ndaru Anugerah – 22082024

Bagaimana skenario plandemi 2.0 dieksekusi?

Langkah pertama telah diambil oleh WHO dengan menetapkan status darurat global alias PHEIC pada 14 Agustus silam, setelah menemukan kasus Mpox di Kongo yang dikhawatirkan akan menyebar ke negara lainnya di Benua Hitam. (https://www.un.org/africarenewal/magazine/august-2024/who-director-general-declares-mpox-outbreak-public-health-emergency)

Apa langkah selanjutnya?

Kalo false flag yang dijadikan acuannya, maka harus ada ‘reaksi’ dari masyarakat internasional menanggapi status gawat darurat yang telah dirilis WHO.

Bagaimana memancing reaksi agar orang mudah terprovokasi untuk panik?

Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menggunakan media mainstream sebagai corong propaganda-nya.

“Mpox yang berkembang saat ini sangat menguatirkan dan berbeda dengan varian yang pernah ada di 2022 silam,” begitu kurleb-nya. (https://www.un.org/africarenewal/magazine/august-2024/who-director-general-declares-mpox-outbreak-public-health-emergency)

Berdasarkan klasifikasinya, Mpox dibedakan atas klade I dan klade II. Nah yang terjadi di 2022 silam, diklaim telah sukses menyebabkan kasus sekitar 100.000 di seluruh dunia. (https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/response/2022/world-map.html)

Lalu yang terjadi saat ini, klade berapa?

Klade I. Varian ini dimulai pada Januari 2023 silam di Kongo, dan sukses menyebar ke 12 negara lainnya di Afrika. Dan kini, klade I telah goes international dan menyebar ke banyak negara.

Bahkan negara Nordik sekelas Swedia telah mengonfirmasi infeksi pertama warganya, yang diklaim tertular setelah menghabiskan waktunya berkeliling Afrika. (https://www.nbcnews.com/health/health-news/sweden-confirms-first-case-mpox-strain-congo-rcna166763)

Kok bisa?

Karena menurut klaim-nya, klade I ini lebih menular ketimbang klade II.

Bukan hanya itu, karena klade I ditenggarai mendatangkan konsekuensi yang lebih parah.

Parah bagaimana?

Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa penularan Mpox klade Ib biasanya terjadi melalui hubungan seksual, baik itu pekerja seks perempuan ataupun laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama laki-laki. (https://www.who.int/publications/m/item/multi-country-outbreak-of-mpox–external-situation-report-35–12-august-2024)

Namun bukan hanya itu. “Mayoritas penyebaran klade Ib terjadi karena paparan terhadap hewan dan penularan dalam rumah tangga,” ungkap Dr. Stuart Isaacs dari University of Pennsylvania.

“Klade Ib memungkinkan penyebaran terjadi dengan lebih mudah dari orang ke orang,” tambahnya. (https://www.yahoo.com/news/mpox-strain-spreading-now-different-223820385.html)

Kita buat pengandaian yah. Semisal seseorang terinfeksi Mpox klade I, apa yang akan terjadi pada dirinya?

Tingkat kematiannya klade I lumayan tinggi, bahkan bisa mencapai angka 10%. Jadi kalo ada 100 yang terinfeksi, maka jumlah orang yang bakal meninggoy sekitar 10 orang. Apa nggak ngeri itu? (https://theconversation.com/who-has-declared-mpox-a-global-health-emergency-what-happens-next-236778)

Pada awalnya, orang yang terinfeksi bakalan kena ruam pada kulitnya yang kemudian menjadi benjolan kecil dan berakhir dengan koreng. Saat terkena ruam, orang tersebut bakalan demam, sakit kepala, nyeri otot hingga kelenjar getah beningnya membengkak.

Bagi orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah, bisa mengalami gejala yang tidak biasa yang bisa berujung pada kematian.

Begitu setidaknya informasi yang akan anda dapatkan jika anda mengandalkan pada media mainstream milik sang Ndoro besar.

Lantas apa solusi yang ditawarkan?

Sasus beredar bahwa pengobatan antivirus Tecovirimat, nggak lagi efektif dalam melawan klade Ib. (https://www.politico.eu/article/antiviral-drug-ineffective-against-more-severe-mpox-virus-study/)

Satu-satunya cara adalah dengan menggunakan vaksin. “Ini baru efektif,” katanya.

Nggak aneh jika banyak negara-negara maju, telah menimbun vaksin Mpox begitu WHO menetapkan status PHEIC. (https://www.dailymail.co.uk/news/article-13753739/Britain-urgently-stockpiles-mpox-vaccines-treatments-deadly-new-strain-virus-reaches-Europe-sparking-global-health-emergency.html)

Dan Big Pharma yang memproduksi vaksin Mpox, sudah pasti meraup cuan banyak dari aksi penimbunan ini. (https://www.marketwatch.com/story/mpox-vaccine-makers-stock-continues-to-surge-913d9b1a)

Bahkan demi meraup untung yang sebesar-besarnya, Big Pharma mulai mendesak Badan Obat Eropa untuk menyetujui rencana pemberian vaksin tersebut pada anak usia sekolah. (https://www.cnbc.com/2024/08/16/mpox-vaccine-maker-bavarian-nordic-seeks-critical-approval-for-teens.html)

“Tapi kan Bang, itu hanya berlaku bagi negara-negara blok Barat saja?” tanya seseorang.

Kata siapa?

Sekelas China saja juga sudah ancang-ancang dalam mengantisipasi himbauan PHEIC yang telah dilontarkan WHO, dengan cara mengontrol perbatasan dan meningkatkan pengujian. (https://www.channelnewsasia.com/east-asia/china-steps-checks-mpox-asia-high-alert-singapore-hong-kong-malaysia-who-global-health-emergency-4550236)

Langkah yang sama juga dilakukan oleh negara blok ‘perlawanan’ sekelas Rusia yang bahkan telah menyiapkan vaksin Mpox produksi mereka sendiri yang rencananya bakal dienjuskan kepada para warga-nya. (https://medzdrav.info/2024/08/15/virusolog-kolbasov-ospu-obezyan-na-territoriyu-rf-mogut-zavezti-iz-drugih-stran/)

Melihat kondisi baik blok Barat dan blok ‘perlawanan’ yang telah ‘bersepakat’ mengusung isu yang sama, apakah plandemi bertajuk Mpox 2.0 cuma isu angin lalu saja?

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!