Bagaimana Vaksinasi di Israel?
Oleh: Ndaru Anugerah
Dalam lomba adu cepat, siapa negara yang paling banyak memvaksinasi Kopit warga negaranya? Israel jawabannya. Mereka sudah menyuntik warganya sebanyak 53%, sementara Inggris baru 26,9% dan Amrik baru 13,5%. Sungguh sangat cepat.
Lantas apa vaksin yang digunakan disana?
Vaksin Big Pharma, vaksin m-RNA Pfizer lebih tepatnya.
Dan pemerintah Israel sudah buat kesepakatan dengan Pfizer untuk mengamankan jutaan dosis vaksin. Dengan hanya vaksin Pfizer yang digunakan, ini mengundang tanda tanya, “Mengapa pemerintah mempercayakan hanya pada Pfizer tanpa persetujuan rakyat?” (https://healthimpactnews.com/2021/are-more-people-being-harmed-by-the-pfizer-experimental-vaccine-than-from-covid-israeli-population-now-the-worlds-lab-rats-sold-out-to-pfizer/)
Tanpa diketahui rakyat, kok pemerintah Israel nekat menggunakan vaksin percobaan tersebut?
Karena ‘katanya’ telah diteliti oleh para pakar kesehatan dan sudah dipublikasi untuk konsumsi publik. “Vaksinnya efektif dalam mengurangi Kopit,” begitu kurleb laporannya. (https://www.reuters.com/article/health-coronavirus-israel-vaccine/israeli-study-finds-pfizer-vaccine-85-effective-after-first-shot-idUSL8N2KO72J)
Apakah demikian adanya? Disini polemik muncul.
Dr. Herve Seligmann dari Unit Penyakit Infeksi dan Tropis Universitas Aix-Marseille dan Haim Yativ mengungkapkan hal yang justru beda. Asal tahu saja, bahwa Dr. Seligmann merupakan ilmuwan berkebangsaan Israel jebolan Hebrew University of Jerussalem serta penulis lebih 100 publikasi ilmiah.
Singkatnya Dr. Seligmann bukan pakar kaleng-kaleng, sehingga pernyataannya kena dijadikan rujukan.
Lalu apa yang dikatakan Dr. Seligmann?
“Vasin Pfizer dapat menyebabkan kematian ratusan kali lebih besar pada orang muda dibanding kematian akibat virus Corona tanpa vaksinasi. Selain itu tingkat kematian pada orang tua yang menerima vaksin juga puluhan kali lebih besar.”
Dr. Seligmann juga menambahkan bahwa pemberian vaksin akan menambah besar peluang seorang menderita kematian akibat serangan jantung stroke dan lain-lain. (https://www.israelnationalnews.com/News/News.aspx/297051)
Dr. Seligmann telah mengikuti publikasi, analisis data dan umpan balik dari berbagai negara tentang vaksinasi. Dan Dr. Seligmann menyatakan bahwa penelitian yang dilakukannya bebas kepentingan. “Saya memiliki anak di Israel. Dan itulah kepentingan saya,” ungkapnya.
Dengan data yang dilaporkannya tersebut, Dr. Seligmann dan Haim Yativ menyatakan, “Vaksinasi menyebabkan lebih banyak kematian daripada yang ditimbulkan oleh virus Corona selama periode yang sama. Ini adalah Holocaust gaya baru.”
Lantas kenapa Israel nekat melakukan program vaksinasi bagi warganya?
Ada dua alasan. Pertama merupakan pilot project terhadap program vaksinasi yang akan dilakukan sang Ndoro besar pada banyak negara di dunia. Jadi kalo anda pikir bahwa Ndoro besar akan peduli pada nasib bangsa Israel, anda salah besar.
Dan kedua, guna mewujudkan rencana tersebut, Israel akan mengeluarkan Green Pass sebagai bukti sudah divaksin. Tanpa Green Pass tersebut, maka seseorang nggak diijinkan keluar untuk beraktivitas. (https://www.jpost.com/israel-news/everything-you-need-to-know-about-israels-green-passport-program-659437)
Bukankah skenario ini juga saat ini banyak dicopas banyak negara?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments