Operasi Moonshot
Oleh: Ndaru Anugerah
Kira-kira tujuh bulan yang lalu saya kasih masukan kepada pemerintah untuk tidak menerapkan lockdown di Indonesia, meskipun banyak pihak termasuk IDI justru kasih masukan yang sebaliknya. (https://health.grid.id/read/352076664/idi-desak-indonesia-harus-lockdown-jokowi-setiap-negara-berbeda-beda?page=all)
Dan sekarang terbukti bahwa apa yang saya sudah kemukakan benar adanya. WHO akhirnya menganulir kebijakan lockdown yang sebelumnya perlu diterapkan. (https://www.forbes.com/sites/brucelee/2020/10/13/who-warning-about-covid-19-coronavirus-lockdowns-is-taken-out-of-context/)
Tujuh bulan yang lalu juga saya bilang akan ada skenario penerapan vaksinasi global, dan saya malah diberi label teori konspirasi oleh media mainstream selaku antek elite global.
Nyatanya, vaksinasi global yang saya prediksi 7 bulan yang lalu, kini bukan isapan jempol lagi karena tuh program kini sudah ada di depan mata. (baca disini dan disini)
Saya bukan dukun, bukan juga ahli nujum. Jadi saya nggak bisa tebak angka togel. Saya hanya seorang analis geopolitik yang kerjanya buat analisa berdasarkan data yang saya punya. Itu saja.
Dan satu yang pasti. Saya nggak pernah memaksakan analisa saya untuk diterima atau dibaca orang lain. Tapi kalo anda jadikan analisa saya sebagai referensi, ya silakan saja. Nggak-pun, nothing to lose buat saya.
Sekarang, saat pelaksanaan vaksinasi global akan diterapkan dalam waktu dekat, apa yang akan terjadi?
Tentu saja elite global mau ambil keuntungan sebanyak-banyaknya dari pandemi abal-abal ini. Ini yang akan terjadi. Negara-negara akan dipaksa berhutang. Makin banyak utang suatu negara, makin senang mereka.
Ini yang akan berlaku di semua negara, tak terkecuali Republik Wakanda. “Memang mau utang sama siapa lagi kalo nggak sama mereka? Masa iya ngutang sama mak Ijah yang pake baju rombeng?”
Dan di Inggris sana, Boris Johnson sudah punya ancang-ancang untuk melakukan operasi Moonshoot yang konon menelan biaya hampir £100 milyar. Duitnya darimana? Ya tentu saja utang dari sang Ndoro besar. (https://www.thesun.co.uk/news/12629170/moonshot-covid-test-one-week/)
Apa sih sebenarnya operasi Moonshot?
Rencananya, semua warga Inggris akan diuji si Kopit hanya dalam waktu seminggu. Nah bagi yang kedapatan hasil test-nya negatif, maka akan diberikan kewenangan untuk menikmati ‘keadaan normal’ seperti dulu lagi sebelum masa pandemi. Istilahnya mereka akan mendapatkan paspor bebas Kopit, sehingga bebas beraktivitas apapun dan kemanapun yang mereka mau.
Bisa shopping, traveling, jogging, hangout bareng teman, berolahraga, nonton konser, dan sebagainya tanpa protokol si Kopit lagi. Indah bukan? Siapa juga yang nggak mau?
“Test akan dilakukan serentak di Inggris, dan hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk mendapatkan hasil bagi tiap-tiap orang,” demikian kurleb ungkap Johnson. (https://www.theindustry.fashion/boris-johnson-suggests-public-may-receive-a-covid-passport-to-visit-venues/%3Ffbclid%3DIwAR1092nxiMllikFW_Up2tg0BHfcyaRlYfXGdTLcnUCW0qcpuWpOKA_H5Iuc)
Masalahnya adalah: apa memang begitu kenyataannya?
Belum-belum, Boris Johnson sudah ngibul duluan. Sekretaris Transportasi Inggris, Grant Shapps bilang bahwa teknologi yang diklaim sudah siap oleh Johnson, nyatanya masih dalam tahap pengembangan alias belum laik pakai.
“Ini adalah teknologi yang sebenarnya masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut,” kurleb tukas Shapps. (https://news.sky.com/story/coronavirus-live-latest-news-updates-nonsense-moonshot-testing-plan-condemned-as-britons-prepare-for-new-gathering-rules-12067761)
Lalu, kalo alat ujinya belum siap, apa kira-kira hasil test-nya bakal akurat? Sebab tanpa hasil yang akurat, ngapain juga maksain test massal secara terburu-buru?
Bahkan WHO sendiri sudah bilang, “Jangan kasih harapan palsu kepada masyarakat tentang paspor kekebalan dibalik pandemi si Kopit.” (https://www.theguardian.com/world/2020/apr/25/who-warns-against-coronavirus-immunity-passports)
Bagi Johnson, peduli setan bicara tentang keakuratan hasil test. Yang penting programnya jalan. Titik. Pemerintah Inggris dipaksa berhutang, plus program ID digital bisa jalan. Inilah yang sesungguhnya diperlukan dalam operasi Moonshot. Penerapan ID digital berbasis face recognition.
Ini nggak berlebihan, mengingat media mainstream sekelas The Guardian juga sudah kasih ulasannya. “Pada tataran teknis orang akan diminta untuk ambil foto dirinya, dan foto inilah yang akan disinkron-kan dengan program identitas digital,” begitu kurleb-nya. (https://www.theguardian.com/politics/2020/may/03/coronavirus-health-passports-for-uk-possible-in-months)
Jadi kemana-mana, nantinya anda akan dipindai (di-scan) untuk bisa beraktivitas secara ‘normal’, berdasarkan foto yang anda ambil tadi. Boleh tidaknya anda beraktivitas, ya tergantung sistemnya. Kalo misalnya tiba-tiba anda dinyatakan positif, maka anda disuruh suntik vaksin, isolasi mandiri dan lain sebagainya. Jadi semua tergantung keinginan sang Ndoro besar.
Aliasnya, nggak ada kebebasan sejati seperti yang didengungkan oleh Boris Johnson.
Dengan ID digital, hidup akan diawasi selama 24 jam dengan alat pemindai yang akan dipasang dimana-mana. Ini sama saja dengan konsep negara pengawasan (surveillance state) dimana kebebasan individu dirampas habis oleh negara.
Memang siapa yang dijadikan vendor bagi pelaksanaan ID digital tersebut?
Sebuah perusahaan IT yang bernama Onfido. Tebak siapa sosok yang ada di belakang Onfido? Dialah boss Microsoft, Bill Gates. (https://techcrunch.com/2020/04/15/onfido-the-ai-based-id-verification-platform-raises-100m-led-by-tpg/)
Dan kalo kita sudah bicara sistem biometrik, mungkin gak sih tanpa sokongan jaringan 5G?
Paham kan skenario yang akan dicopas di banyak negara nantinya?
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments