Saat Propaganda Tidak Bekerja
Oleh: Ndaru Anugerah
Apa kunci permainan dalam scamdemic ini?
Jawabannya ada pada propaganda yang menyasar 2 hal, pakai virus untuk buat ketakutan. Dan kedua hal tersebut secara berulang dibombardir kepada masyarakat, agar tujuannya berhasil, yaitu buat anda semua ketakutan sehingga gampang disetir untuk melakukan apapun yang diperintahkan.
Bahkan kalo disuruh makan tahi kuda sekalipun untuk mengentaskan Kopit, anda bakalan manut-manut saja.
Apakah ini sukses diterapkan di semua negara?
Nggak juga. Salah satu contoh gagalnya propaganda Kopit terjadi di Korea Utara.
Kontras dengan negara tetangganya, Korsel yang punya kasus kematian mencapai 1879 jiwa, Korea Utara justru nggak punya angka kematian akibat Kopit, bahkan nol kasus. (https://www.worldometers.info/coronavirus/country/south-korea/)
Ini jelas bikin WHO terbengong-bengong menanggapi laporan yang diberikan oleh pemerintah Kim Jong Un tersebut menyoal tidak adanya kasus Kopit di negaranya.
“Padahal sudah lebih dari setahun pandemi berjalan, kok bisa nggak ada satupun kasus di sana?” demikian kurleb-nya. (https://www.rt.com/news/523439-north-korea-zero-covid/)
Emejing,
Perlu anda ketahui, bahwa menurut laporan terakhir yang dirilis WHO, bahwa tidak diketemukan satu kasus-pun Kopit di Korut. Jadi laporan tahun lalu dan setahun kemudian, angkanya tetap sama, alias nol kasus. (https://cdn.who.int/media/docs/default-source/searo/whe/coronavirus19/sear-weekly-reports/searo-weekly-situation-report-17-2021-.pdf?sfvrsn=bb212906_5)
Bahkan saking nggak percayanya, pejabat di Korsel melemparkan tuduhan bahwa Korut sengaja menyembunyikan kasus Kopit di negaranya. “Nol kasus Kopit jelas akal-akalan Korut,” demikian pernyataannya. (https://www.rt.com/news/509091-north-korea-zero-coronavirus/)
Memangnya Korut nggak pernah melakukan test Kopit?
Nggak juga. Mereka terakhir melakukan test massal pada minggu terakhir di bulan April 2021, yang menyasar 751 orang.
Hasilnya?
Sebanyak 139 orang dinyatakan punya gejala mirip Kopit. Namun setelah ditelusuri, nyatanya mereka hanya menderita penyakit flu biasa, dan itu nggak membahayakan.
Pusinglah kepala tuan Tedros menanggapi klaim yang dilakukan Korut. Gimana nggak, lha wong propaganda sudah demikian massif-nya, kok malah nggak mempan sama sekali disana.
Tinggal Kim Jong Un yang cengengesan diujung sana, melihat kedunguan yang dilakukan sang Ndoro dan para jongosnya. “Masa iya rezim komunis ditakut-takutin propaganda, Dros..”
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)
0 Comments