Rusuh Imigran
Oleh: Ndaru Anugerah – 12062025
“Bang, kemana arah rusuh yang ada di Los Angeles hari-hari belakangan ini?” tanya seorang kepada saya.
Seperti yang kita ketahui bersama, gelombang demonstrasi telah melanda Los Angeles selama beberapa hari sebagai tanggapan terhadap operasi yang dilakukan pihak Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) pada wilayah tersebut.
Akibatnya, pengunjuk rasa yang menentang operasi sepihak ICE kemudian terlibat bentrok dengan aparat kepolisian setempat. (https://abcnews.go.com/US/los-angeles-immigration-protests-how-they-started/story?id=122704771)
Pertama-tama anda harus tahu, apa penyebab rusuh bisa terjadi?
Awalnya, agen federal melaksanakan surat perintah penggeledahan yang disahkan oleh hakim federal Los Angeles pada empat bisnis yang ditenggarai mempekerjakan imigran ilegal selain dugaan pemalsuan catatan ketenagakerjaan. (https://ktla.com/news/local-news/federal-agents-raid-home-depot-in-westlake-district/)
Berita menjadi ramai karena adanya ‘bumbu penyedap’ yang hadir pada laman media sosial, dimana beredar video yang menunjukkan agen federal sedang melakukan operasi pada beberapa spot, termasuk di Ambience Apparel yang berada di pusat kota Los Angeles. (https://www.nbcnews.com/news/us-news/la-protests-immigration-raids-ambience-apparel-home-depot-rcna211814)
Sontak video tersebut sukses memicu amarah massa. Bahkan sekelas Wali Kota Los Angeles bereaksi keras terhadap aksi penggerebekan itu. “Kami nggak akan membiarkan itu terjadi,” begitu ungkap Karen Bass. (https://www.nytimes.com/2025/06/09/us/karen-bass-trump-ice-raids-unrest.html)
Ketegangan meningkat saat Trump menanggapi aksi tersebut sebagai upaya rusuh dengan mengirimkan Garda Nasional dan Marinir meskipun pemimpin negara bagian merasa keberatan. “Pelanggaran hukum nggak dibiarkan terus berlanjut,” ungkap Trump. (https://www.pbs.org/newshour/nation/trump-sends-700-marines-and-2000-national-guard-members-to-los-angeles)
Makin ramai aja.
Apakah hadirnya Garda Nasional dan serdadu Marinir menyurutkan aksi pengunjuk rasa?
Tentu saja tidak.
Aksi solidaritas terhadap ‘penggrebekan’ itu pun, akhirnya meluas.
Bukan saja di Los Angeles dan sekitarnya, demonstrasi ricuh juga terjadi di New York, Atlanta, Philadelphia, Cleveland, Dallas, California, San Jose hingga Santa Ana, dengan satu suara, “Kami menentang penggerebekan dan deportasi yang dilakukan ICE.”
Bahkan penjarahan yang menyasar pusat bisnis di Los Angeles, menjadi tak terelakan. (https://www.everythinglubbock.com/news/national/los-angeles-businesses-looted-overnight-anti-ice-protests-expected-to-continue-monday/)
Paling nggak, informasi itu yang akan dapat pada laman media mainstream.
Masalahnya nggak se-sederhana itu.
Misalnya: bagaimana mungkin aksi tersebut terbilang sukses memicu kerusuhan dan penjarahan di Los Angeles? Apa penyebab-nya?
Lebih dalam lagi, siapa yang menyokong dana atas aksi demonstrasi tersebut?
Ingat hukumnya: dimana ada aksi yang melibatkan massa, pasti ada penyokong dana-nya.
Lalu siapa pihak yang mendorong aksi massa damai ke arah rusuh?
Berdasarkan pernyataan pejabat FBI, gambar-gambar perusuh yang melakukan kekerasan sambil melambaikan bendera Meksiko dan bendera asing lainnya, sementara mobil-mobil terbakar menjadi latar belakangnya, menarik perhatian pemerintah Trump dan Partai Republik yang bercokol di Kongres.
Jadi siapa tersangka pertamanya?
Ya tentu saja Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum. Berdasarkan jejak digitalnya, Sheinbaum memang terkenal frontal terhadap pemerintahan Trump. (https://www.passblue.com/2025/03/26/mexicos-president-unites-the-nation-against-trump-while-facing-other-crises-at-home/)Tapi tudingan tersebut kemudian mendapatkan klarifikasi dari Sheinbaum, dengan menyatakan bahwa dirinya nggak punya pretensi untuk mendukung aksi rusuh di LA. (https://www.theguardian.com/world/2025/jun/10/claudia-sheinbaum-la-protests-response)
Kalo bukan Sheinbaum yang mendalangi aksi tersebut, lalu siapa?
Tersangka kedua adalah satu kelompok yang terlibat dalam protes yang berakhir ricuh. Kelompok itu adalah Partai Sosialisme dan Pembebasan (PSL). (https://nypost.com/2025/06/08/us-news/some-la-migrant-protests-fueled-by-taxpayer-funded-group-with-dem-ties-another-with-ccp-link/)
Sebagai informasi, PSL adalah kelompok Marxis yang dilaporkan memiliki kedekatan dengan Partai Komunis Tiongkok.
Nggak hanya itu, PSL juga dilaporkan membantu mengorganisir protes anti Israel yang baru-baru ini merebak di banyak kampus di AS sana.
Tudingan ini diperkuat dengan pernyataan resmi PSL, “Para demonstran telah mengambil sikap berani terhadap pemerrintahan teror Trump yang menargetkan keluarga imigran.” (https://www.fox13seattle.com/news/seattle-protests)
Mungkin tudingan pada PSL bukan isapan jempol semata, mengingat PSL terkoneksi ke Jaringan Singham yang merupakan sebuah kolektif nirlaba yang tentu saja terkait dengan pengusaha pro-PKC Neville Roy Singham. (https://justthenews.com/nation/extremism/slaying-suspect-who-targeted-israeli-embassy-staff-affiliated-ccp-tied-protest)
Sekedar informasi, Singham yang tinggal di Shanghai tersebut, dikenal sebagai saluran pengaruh geopolitik PKC. “PSL terlibat dalam gerakan protes Shut It Down for Palestine (SID4P),” ungkap sebuah sumber. (https://www.influencewatch.org/organization/shut-it-down-for-palestine-sid4p/)
Taruhlah, Singham merupakan sosok di belakang layar atas rusuh di Los Angeles.
Terus, apa motivasinya?
Bukankah Trump selama ini paling anti Tiongkok, sehingga mengobarkan Perang Tarif terhadap Negeri Tirai Bambu tersebut? Dan langkah Singham dalam mendukung demonstrasi berakhir rusuh tersebut, tentu saja memberikan legitimasi bahwa ‘musuh China, yah musuh Singham juga’.
Tapi itu hanya spekulasi saja.
Bagi saya, demonstrasi anti-ICE tersebut merupakan indikasi awal bahwa pemerintahan Trump nggak lama akan dilengserkan.
Kita lihat nanti.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)