Mengurai Konflik di Bangladesh (*Bagian 1)


537

Mengurai Konflik di Bangladesh (*Bagian 1)

Oleh: Ndaru Anugerah – 18082024

Bagaimana rusuh di Bangladesh bisa terjadi?

Bangladesh awalnya adalah wilayah Pakistan. Tepatnya di bagian timur yang merupakan wilayah ekslave alias terpisah dari wilayah utamanya yang ada di bagian Barat.

Setelah Pakistan menyatakan kemerdekaannya dari Inggris di tahun 1947, Pakistan Barat mempraktikan sistem kolonialisme internal pada Pakistan Timur. Dengan demikian, penderitaan yang dialami Pakistan Timur belum berakhir walaupun negara tersebut telah lepas dari jajahan Inggris.

Merasa tidak nyaman dengan perlakuan yang diberikan penduduk Pakistan Barat, akhirnya pecahlah ‘perang saudara’ pada negara tersebut, setelah 24 tahun lamanya kegelisahan terjadi pada penduduk Pakistan Timur.

Puncaknya, ketika pemimpin dan penguasa militer yang bercokol di Pakistan Barat menolak untuk menyerahkan kepemimpinan negara tersebut kepada pemimpin karismatik asal Pakistan Timur yang bernama Sheikh Mujibur Rahman, dimana partainya Liga Awani berhasil memenangkan mayoritas tingkat nasional pada pemilu 1970. (https://www.dhakatribune.com/bangladesh/242021/1970-bangabandhu-wins-the-people%E2%80%99s-mandate)

Jadi, Mujibur Rahman yang akrab dipanggil Banglabandhu tersebut, menekan pemimpin Pakistan Barat untuk diberikan kemerdekaan pada wilayah Timur.

Alih-alih memberikan kemerdekaan, Pakistan Barat malah menangkap Banglabandhu dan dijebloskan ke hotel prodeo.

Bukan itu saja, karena tentara Pakistan Barat juga menggelar rencana genosida pada warga Pakistan Timur, khususnya warga minoritas Hindu dan kaum intelektual. Genosida ini melibatkan kolaborator lokal yang loyal pada pemerintahan Pakistan Barat.

Akibat genosida yang berlangsung selama 9 bulan tersebut, sasus beredar bahwa korbannya mencapai angka 3 juta orang.

Belum lagi para wanita yang jadi korban pemerkosaan dan juga korban yang meninggoy karena penyakit dan kelaparan selama genosida. (https://www.indiatoday.in/history-of-it/story/bangladesh-political-crisis-archer-blood-telegrams-bengali-hindus-genocide-1971-nixon-kissinger-india-2579578-2024-08-09)

Siapa aktor eksternal yang bermain dalam praktik genosida ini?

Dialah presiden AS, Richard Nixon. Lewat diplomatnya Henry Kissinger yang berkolaborasi dengan rezim Mao di Tiongkok, mereka berdua mendorong proses genosida bagi warga Pakistan Timur. (https://www.vox.com/politics/2023/11/30/16454260/henry-kissinger-obituary-cold-war-100)

Lalu mengapa AS harus berduet dengan China dalam menggelar genosida bagi warga Pakistan Timur?

Karena untuk menyeimbangi kekuatan Uni Soviet kala itu yang dekat dengan India. Dan Pakistan Timur lebih mengkiblat ke India ketimbang ke Pakistan yang saat itu menjalin hubungan mesra dengan pihak Washington. Dan China mendukung upaya tersebut karena merasa Soviet adalah pesaing mereka dalam hal ideologi kiri.

Merasa perlu melindungi negara satelitnya, India kemudian kirim pasukan dan berkolaborasi dengan pejuang Mukti Bahini dalam mengusir tentara Pakistan Barat.

Singkat kata, usaha mereka-pun berhasil.

Pakistan Timur lepas dari jajahan Pakistan Barat. Negara Bangladesh-pun akhirnya terbentuk dengan Mujibur Rahman ditunjuk sebagai kepala negara-nya.

Namun itu nggak berlangsung lama, karena setelah 4 tahun berkuasa, Mujibur bersama sebagian besar anggota keluarganya dibunuh oleh sekelompok perwira tentara pada bulan Agustus 1975. Hanya 2 putrinya yang selamat dari pembantaian, Sheikh Hasina dan Sheikh Rehana. (https://www.thedailystar.net/august-15-special-coverage/aug-15-world-media-1269661)

Siapa otak dibalik kudeta yang menyasar Mujibur Rahman?

Gampang cari tahunya.

Presiden yang dilantik sebagai pengganti Mujibur Rahman adalah Khandaker Mushtaque Ahmed. Dalam siaran persnya, Ahmed menyatakan bahwa Mujibur layak dijatuhkan karena ditenggarai  mempraktikan korupsi, nepotisme dan memusatkan kekuasaan pada satu pihak. (https://www.thedailystar.net/august-15-special-coverage/aug-15-world-media-1269661)

Apa iya alasannya itu?

Nggak juga.

Alasan utamanya adalah karena Mujibur Rahman mempraktikkan sistem sosialisme di negaranya. Pemimpin berhaluan kiri, istilahnya. Dan itu otomatis musuh Washington yang harus dilengserkan. (https://en.somoynews.tv/news/2023-08-17/journalists-accounts-us-was-involved-in-bangabandhu-s-assassination)

“CIA terlibat dalam pembunuhan Mujibur, dengan eksekutor jaringan kompleks pasukan 1971 yang kalah, politisi, birokrat militer dan sipil, serta konspirator dalam dan luar negeri,” ungkap jurnalis Lawrence Lifschultz. (https://archive.org/details/bangladesh-the-unfinished-revolution)

Ini yang jadi alasan kuat mengapa hingga saat ini para pelaku pembantaian Mujibur Rahman dan keluarganya, belum bisa diungkap. Bahkan saat putri Mujibur, Sheikh Hasina berkuasa kurleb 16 tahun di Bangladesh, toh nyatanya kasusnya belum juga terpecahkan.

Artinya apa?

Ada ‘tangan kuat’ yang menahan agar kasus ini tidak terpecahkan. Ya, mirip-mirip kudeta 1965 di Indonesia yang menyasar Soekarno sebagai sosok pemimpin berhaluan kiri, yang sampai kini beritanya masih simpang siur.

Lantas apa relevansinya dengan kerusuhan yang menyasar kepemimpinan Sheikh Hasina beberapa waktu yang lalu? Apakah ini terjadi spontan ataukah ada pihak luar yang menungganginya?

Kita akan lanjutkan besok.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!