Jangan Usik Para Penukar Uang (*Bagian 2)


535

Jangan Usik Para Penukar Uang (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah – 25082024

Apakah para penukar uang muncul pertama kali di masa Yesus hidup?

Nggak juga. 200 tahun sebelum itu, tepatnya di masa kekaisaran Romawi, para penukar uang juga telah ada.

Konon karena kesal dengan ulah mereka, sampai-sampai 2 orang kaisar Romawi ‘membatasi’ kekuatan para penukar uang dengan cara mereformasi hukum riba yang telah penukar uang berlakukan hingga membatasi kepemilikan tanah.

Siapa saja mereka?

Yang pertama Kaisar Tiberius Gracchus. Dia mencoba membatasi jumlah tanah publik yang dapat dimiliki orang hingga 500 jugera. Langkah ini diambil karena rakyat jelata tidak memiliki lahan dan mereka butuh lahan untuk bertani.

Sementara di sisi yang lain, banyak kalangan telah memiliki lahan lebih dari yang telah ditentukan undang-undang, termasuk banyak pejabat tinggi di kekaisaran Romawi (seperti Marcus Octavianus dan Publius Cornelius).

Singkatnya, Tiberius mengusulkan lex agraria alias reformasi lahan untuk menegakkan batasan jumlah tanah publik yang dapat dimiliki oleh seseorang, dimana tanah surplus kemudian dialihkan ke tangan warga Romawi yang misqueen. (https://droitromain.univ-grenoble-alpes.fr/Anglica/agraria_johnson.html)

Jelas saja, kebijakan ini mendapat pertentangan dari para pemilik tanah yang memiliki lahan lebih dari 500 jugera. “Masa iya orang kaya kok dibatasi untuk memiliki lahan?” demikian kurleb-nya.

Dan para penukar uang kemudian melakukan konspirasi untuk menggagalkan kebijakan tersebut dengan cara membunuh sumber masalah, yaitu Kaisar Tiberius dan juga saudaranya Kaisar Gaius Sempronius Gracchus (sebagai kaisar kedua) yang juga mengusung kebijakan land reform. (https://archive.org/details/history-of-ancient-rome-mary-beard-1_202210)

Mungkin kedua sosok Gracchus nggak terdengar familiar di kuping anda. Tapi kalo sosok Julius Caesar, pasti anda pernah mendengarnya.

Caesar juga ambil langkah yang sama dalam membatasi ruang gerak para money changer. Cara yang diambil adalah dengan mencetak uang koin yang bernama ‘Denarius’ untuk semua orang yang sebelumnya hak ini diberikan pada para penukar uang. (https://coinweek.com/the-coins-that-killed-caesar/)

Dengan persediaan uang yang baru, Caesar kemudian dapat membangun banyak proyek pekerjaan umum sebagai infrastruktur dan berhasil mendapat banyak keuntungan karena dengan adanya infrastuktur maka otomatis ekonomi dapat berjalan lancar.

Walhasil, Caesar mendapatkan simpati dari rakyat jelantah.

Namun di sisi yang lain, langkah yang diambil Caesar dalam menyingkirkan para penukar uang, jelas merugikan mereka. Dan ini harus dihentikan.

Nggak perlu waktu lama untuk mengeksekusi rencana ini lewat seorang Marcus Julius Brutus yang sangat berambisi untuk menyingkirkan sang Caesar, setelah mendapat provokasi dari Cassius Longinus. (https://en.wikipedia.org/wiki/Assassination_of_Julius_Caesar)

Satu yang pasti, setelah kematian Caesar mati pula kekaisaran Romawi. Pajak meningkat begitupun dengan laju korupsinya. Akibatnya rakyat misqueen juga yang kena tulahnya. Dan para penukar uang-lah yang sejatinya diuntungkan atas situasi tersebut.

Bagaimana sepak terjang para penukar uang dalam membentuk peradaban dunia selanjutnya?

Kita akan coba bahas di hari-hari mendatang.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!