Jaman Dahulu Kala (*Bagian 2)


522

Pada bagian kedua dari tulisan ini, saya akan mengurai peran kroni Rothschild dalam mencengkram kekuatan negara-negara di dunia lewat lembaga-lembaga keuangan yang mereka bentuk.

Di tahun 1944, AS dan Inggris mendorong diselenggarakannya konferensi internasional yang berlangsung di Bretton Woods, negara bagian New Hampshire – AS. Apa tujuannya? Untuk membentuk tatanan dunia baru. Dengan tatanan dunia baru, sangat memungkinkan bagi kroni Rothschild untuk menguasai dunia.

Buah pertemuan Bretton Woods menghasilkan 3 lembaga keuangan, yang kemudian bertransformasi menjadi: IMF alias Dana Moneter Internasional, World Bank alias Bank Dunia dan juga WTO alias Organisasi Perdagangan Dunia.

Selain itu, yang tidak kalah penting, konferensi ini mengamanatkan dollar AS sebagai mata uang perdagangan dunia yang memiliki nilai tukar tetap. Maksudnya apa? Kalo mau bisnis, rujukkannya yah Dollar. Terus, apa yang mem-back up sistem dollar tersebut? Emas.

Sejak saat itu, setiap negara mulai menukar cadangan emasnya dengan dollar. dan The Fed lah yang mengeluarkan mata uang dollar tersebut, sesuai dengan jumlah emas yang akan ditukarkan.

Namun seiring berjalannya waktu, terutama saat meletusnya perang Vietnam di tahun 1970an, AS mulai boncos. Kok bisa? Karena AS terus menyokong biaya perang Vietnam demi ambisinya memerangi komunisme di negara tersebut.

Tak pelak, cadangan emas-pun mulai menipis, karena dipergunakan untuk modal perang.

Yang namanya kentut, serapat apapun menyimpannya, pasti akan kecium juga. Begitupun dengan kondisi keuangan AS saat itu. Kecurigaan demi kecurigaan akhirnya menghantar negara-negara terutama di Eropa mulai tak percaya terhadap dollar AS.

Sebagai buntutnya, Perancis akhirnya menukar 150 juta dollar AS dengan emas. Spanyol nggak kalah set, dengan menukar 60 juta dollar AS juga dengan emas. Aksi ini diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya. Praktis terjadilah rush besar-besaran untuk menukar dollar sama emas.

Akibatnya bisa dibayangkan, cadangan emas AS di Fort Knox-pun akhirnya defisit, sehingga tercipta angka inflasi yang tinggi di Amrik kala itu.

Mengantisipasi hal tersebut, akhirnya Presiden Nixon mengeluarkan Dekrit tertanggal 15 Agustus 1971, yang isinya dollar tidak lagi dijaminkan dengan emas. Nah terus, yang masih pegang dollar saat itu, gak bisa ditukar pake emas? That’s right, bro…

Tekor bandar tingkat internasional-pun terjadi saat itu, akibat aksi sepihak yang diambil Nixon. Mulai-lah dollar ditinggalkan dan nilainya mulai melorot tajam. Namun hal ini tak berlangsung lama, karena di bulan Oktober 1973, meletuslah perang Yom Kippur alias perang Arab lawan Israel.

Aha… AS pun melihat peluang. dengan menyokong persenjataan kepada pihak militer Israel, perang tersebut akhirnya dimenangkan oleh Israel. Bukan itu saja, Israel mampu mengambil alih wilayah-wilayah Arab dan memperluaskan wilayah kekuasaannya atas tanah Arab.

Tentara Israel yang mulai merangsek ke wilayah negara-negara Arab, jelas merupakan ancaman. Apalagi hitungannya, kawasan seperti Damaskus, Kairo, Amman dan Arab Saudi tinggal menghitung hari untuk bisa dikuasai Israel, karena kurang memiliki persenjataan yang mumpuni.

Akhirnya AS lewat menlu Henry Kissinger pada 1974, mendatangi Arab Saudi. “Minyak harus dijual menggunakan dollar AS. Awas kalo nggak,” begitu pesan singkat yang dibawa Kissinger. Artinya Amrik akan terus mempersenjatai Israel, sampai bangsa Arab jatuh ke dalam genggamannya.

Kalut bin panik, akhirnya Raja Faisal menyepakati jual beli minyak pake dollar AS tersebut. Bukan itu saja, setahun kemudian, bangsa-bangsa OPEC akhirnya juga mengikuti langkah yang diambil Saudi. Akibatnya bisa ditebak. semua negara harus mendapatkan dollar AS untuk dapat membeli minyak.

Inilah yang kemudian disebut sebagai sistem Petro Dollar, dimana mata uang dollar bukan lagi di back up pake emas, tapi pakai minyak negara-negara Arab. Dan dollar AS kembali memegang kendali atas ekonomi dunia.

Nah terus bagaimana cara lembaga-lembaga keuangan Bretton Woods mengendalikan sistem perekonomian dunia? Nanti akan saya ulas pada tulisan ketiga, termasuk penggunaan dollar AS sebagai alat intervensi bagi kebijakan suatu negara.

“Lu mau tuker dollar, gak bro? Seribu dollar juga gak napa.” Eh kek nya kenal deh sama suara itu…

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah mantan Aktivis 98 GEMA IPB)


0 Comments

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!