Darimana Asalnya?


510

Darimana Asalnya?

Oleh: Ndaru Anugerah – 15062024

“Bang, kenapa saat ini makin banyak anak yang menderita autis? Dari mana asalnya penyakit ini, karena dulu kasus ini terbilang langka untuk ditemui?” tanya seorang netizen.

Saya akan coba jawab sesuai kapasitas saya sebagai analis.

Berdasarkan data, pada 2022 silam penderita autisme a.k.a autism spectrum disorder telah mencapai angka yang menguatirkan. 100 dari 10.000 anak di seluruh dunia (dari 34 negara) bakalan terkena austime. (https://safeminds.org/news/its-not-just-the-u-s-global-autism-rates-continue-to-climb/)

Padahal, sepuluh tahun sebelumnya (2012), angka ini masih terbilang kecil, hanya 62 dari 10.000 anak yang bakal didapati terkena autisme. Artinya ada peningkatan jumlah kasus yang cukup drastis selama 1 dekade. (https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/aur.239)

Gampangnya begini: jika anda berkunjung ke negara AS sana saat ini, maka anda pasti akan menemui anak-anak yang terkena autisme ataupun ADHD di sekeliling anda. Mau di supermarket kek, mau di bioskop kek, mau di sekolah kek, ataupun di shopping center.

Untuk menangani anak-anak tersebut, maka penanganan yang standar adalah dengan memberikan obat keras sekelas Adderall alias Amphetamine & Dextroamphetamine yang tentu saja hanya meredakan gejala dan bukan untuk menyembuhkannya. (https://www.myautismteam.com/treatments/adderall)

Berdasarkan data resmi pemerintah AS, prevalensi autisme pada anak-anak AS telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Dari 6,7 per 1000 anak di tahun 2000, meningkat menjadi 27,6 per 1000 di tahun 2020. (https://www.statista.com/chart/29630/identified-prevalence-of-autism-spectrum-disorder-in-the-us/)

Ini berarti, 1 dari 36 anak di AS terdiagnosis autisme (ASD) saat ini. Padahal jumlahnya hanya 1 dari 150 anak pada 20 tahun silam.

Artinya, ada peningkatan prevalensi penderita ASD yang sangat signifikan belakangan ini.

Apa penyebabnya?

Beberapa sumber mengatakan bahwa banyak sumber yang memicu seseorang terkena autisme, dari mulai lingkungan ataupun faktor genetik.

Beberapa mengklaim bahwa jumlah penderita autisme yang meningkat dikarenakan kemampuan dokter yang semakin baik dalam mendiagnosa penyakit tersebut.

Tapi klaim ini tidak menjawab pertanyaan darimana autisme berasal. Dengan klaim ini, maka asumsinya autisme telah ada sejak dulu, namun belum didiagnosis dengan tepat oleh para dokter. Dengan kata lain, autisme telah ada sejak dulu, tapi belum dipetakan secara tepat.

Apa iya?

Nyatanya pada populasi yang tidak mendapatkan vaksinasi ataupun intervensi farmasi modern lainnya, hampir tidak ditemui penderita autisme.

Coba anda cari penderita autisme pada suku Amish ataupun suku Baduy yang hidupnya terisolir dari pengobatan modern, apakah bisa anda dapatkan?

Jadi asumsi bahwa autisme bisa ditemui karena dokter dapat mendiagnosa-nya dengan tepat, adalah asumsi yang nggak beralasan. Lebay!

Aliasnya, ada kontaminan lingkungan yang mendorong seseorang akhirnya menderita autisme.

Apa kontaminan lingkungan yang dimaksud?

Adalah merkuri yang ditemukan pada vaksin yang digunakan sebagai bahan pengawet. Thimerosal namanya. Masalah hadir saat wanita yang tengah hamil mendapatkan enjusan yang secara nggak langsung mendapatkan merkuri bagi dirinya.

Eli Lily, sebagai produsen thimerosal menyebutkan bahwa bahan tersebut merupakan racun saraf, sehingga paparan pada ibu yang tengah mengandung dapat mengakibatkan perubahan pada janin-nya yang belakangan dapat menyebabkan keterbelakangan mental dari yang ringan hingga berat. (https://www.wired.com/2007/09/vaccine-experts/)

Ini nggak mengada-ada, karena penelitian yang dilakukan di tahun 2006 silam menyatakan bahwa vaksinasi universal terhadap wanita hamil dapat membawa kita ke dalam serangkaian masalah baru. Masalah baru yang dimaksud adalah perkembangan gangguan saraf, termasuk autisme. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/22310922/)

Memangnya berapa kandungan merkuri pada vaksin sehingga dapat menyebabkan gangguan pada janin yang dikandung ibu?

Penelitian yang dllakukan David Geier pada 2006 silam menemukan hal yang menarik pada anak-anak autism, dimana kandungan porfirin urin yang menjadi ciri khas penderita autism lebih banyak ketimbang anak-anak yang normal. “Tingkat keparahan autism pada seorang anak, linier dengan peningkatan porfirin urin-nya,” begitu kurleb-nya. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/17000470/)

Darimana asal porfirin urin yang tinggi tersebut?

Tentu saja dari bahan merkuri yang didapat pada vaksin. Dan sang ibu yang menerimanya saat masa kehamilan, otomatis ‘mewariskan’ pada anaknya yang kelak dilahirkannya.

Mengutip hasil penelitian yang dilakukan Donald Drum di tahun 2009 silam, dengan jelas dikatakan bahwa kadmium, arsenik, timbal dan merkuri berkaitan erat dengan autism, ADHD, keterbelakangan mental hingga kematian pada anak.

Dan merkuri dalam thimerosal yang ditemukan pada banyak vaksin, berkontribusi signifikan terhadap masalah ini.

Ini dapat terjadi karena proses penguraian thimerosal dalam tubuh, malahan menghasilkan senyawa yang bersifat toksik yang berujung pada kelainan mitokondria pada tubuh seseorang. (https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/19205900/)

Sebagai penegasan, penelitian yang dilakukan oleh Dr. Boyd Haley yang merupakan akademisi dari Universitas Kentucky menyatakan bahwa merkuri bahkan dalam jumlah yang kecil sekalipun, merupakan imunosupresan berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan neurologis yang mengarah pada autism.

“Etilmerkuri menghambat proses fagositosis (proses biologis yang sangat penting dalam sistem kekebalan tubuh manusia), merusak fungsi neuron dendritik pada otak dan menghambat produksi metil B12, dimana masing-masing proses merupakan faktor penting dalam memicu timbulnya penyakit neurologis,” begitu kurleb-nya. (https://vaccinechoicecanada.com/vaccine-ingredients/mercury/biomarkers-supporting-mercury-toxicity-as-the-major-exacerbator-of-neurological-illness/)

Kembali ke pertanyaan awal: darimana autisme berasal?

Giliran anda yang buat kesimpulan sebagai jawaban.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!