Operasi Kontra Operasi (*Bagian 2)


527

Operasi Kontra Operasi (*Bagian 2)

Oleh: Ndaru Anugerah – 21062025

Pada bagian pertama tulisan, kita sudah bahas alasan dibalik digelarnya Operasi Rising Lion yang dilancarkan Israel pada Iran. Alasan yang diklaim Israel selama ini bahwa Iran merupakan ancaman karena berpotensi mendatangkan bagi negara Zionis tersebut, nyatanya hanya omon-omon semata.

Alasan sesungguhnya adalah untuk menggelar serangan militer yang bertujuan menjatuhkan kepemimpinan Khameini di Iran a.k.a perubahan rezim, guna mewujudkan rencana besar terbentuknya kekaisaran Israel Raya. (baca disini)

Bisa dikatakan bahwa kelakuan Israel ini seperti maling teriak maling.

Maksudnya?

Berdasarkan fakta, Israel telah mengembangkan nuklir bukan untuk tujuan damai tapi untuk persenjataan. Jadi motifnya untuk perang melawan musuh-musuh potensial di Timur Tengah. Salah satunya ya Iran. (https://www.nytimes.com/2025/06/17/world/middleeast/israel-nuclear-weapons.html)

Dan dalam pengembangan persenjataan nuklir ini, dijalankan secara rahasia, tentu saja dengan bantuan AS.

Jadi ibarat kentut. Nggak ada berita resminya, tapi sesungguhnya ada dan bisa dirasakan kehadirannya.

Karenanya sekelas IAEA nggak pernah melakukan inspeksi pada Israel, lha wong fasilitas nuklir tersebut nggak diakui keberadaannya.

Tapi kenapa sekelas lembaga dunia, IAEA memberikan perlakuan yang berbeda, dengan bersikap ‘lembut’ pada Israel dan ‘beringasan’ pada Iran?

Kembali ke laptop.

Serangan Israel memang sukses menarget beberapa tokoh dan tempat yang dianggap sebagai ‘kunci’ pertahanan Iran. Dan itu telah direncanakan sejak lama, dan bukan proyek tahu bulat. (https://www.foxnews.com/world/inside-israels-secret-war-iran-mossad-commandos-hidden-drones-strike-stunned-tehran)

Tapi satu yang perlu diingat.

Iran bukan-lah ayam sayur yang mlempem menghadapi gempuran Israel. Hanya beberapa hari berselang, Iran langsung melancarkan Operasi Hukuman Berat pada Israel sebagai aksi balasan. (https://www.washingtonpost.com/world/2025/06/12/israel-attacks-iran-tehran-explosions/)

Berdasarkan laporan media, rudal Iran berhasil menyerang pos komando utama IDF di Kirya, tempat sebagian besar pimpinan militer dan politik Israel berada. (https://m.economictimes.com/news/international/us/iran-fires-barrage-of-missiles-against-israel-in-retaliation-over-strikes-on-nuclear-sites/amp_articleshow/121837933.cms)

Kok bisa? Katanya pertahanan udara Israel dibuat berlapis?

Saya kasih gambaran yah.

Ketika rudal balistik Iran ditembakan ke Israel, maka yang pertama akan mencegatnya adalah militer AS yang ada di Irak, jet tempur Rafale Prancis yang ada di UEA dan juga kapal induk USS Carl Vinson yang berpatroli di Teluk Persia.

Jika rudal balistik Iran bisa lolos, maka pangkalan udara AS yang ada di Yordania dan juga jet tempur Inggris yang ada di Siprus akan menghadangnya.

Kalopun berhasil lolos, maka hambatan selanjutnya adalah sistem pertahanan udara Israel, dari mulai Arrow 3 (yang dapat mencegat rudal sejauh 2000 km), kemudian Arrow 3 (yang bisa mencegat rudal dari jarak 500 km) hingga David’s Sling (yang dapat menghancurkan rudal dari jarak 40 km).

Dan sebagai pamungkas, maka rudal balistik Iran yang berhasil lolos akan berhadapan dengan Iron Dome yang akan menghancurkannya dari jarak hingga 40-4 km dari sasaran. (https://abcnews.go.com/Politics/davids-sling-arrow-anti-missile-systems-israel-defeated/story?id=114403653)

Kalo memang pertahanan udara Israel seketat itu, lalu kenapa masih bisa kemasukan rudal balistik Iran yang ditembakkan dari jarak ribuan kilometer?

Kenapa juga seorang Bibi terpaksa mengevakuasi dirinya ke Yunani, kalo memang pertahanan udara Israel memang sangat canggih? Bukankah alasan seorang kabur karena alasan keamanan? (https://en.haberler.com/bombshell-claim-after-the-attack-netanyahu-fled-to-18741343/)

Kemungkinan jawaban atas pertanyaan tersebut ada 2.

Pertama, sistem pertahanan udara yang diklaim canggih, nyatanya hanya pepesan kosong. Atau, rudal balistik Iran telah memiliki teknologi yang lebih sophisticated sehingga bisa menembus barikade berlapis milik Israel.

Kalo memang alasan kedua yang dijadikan jawaban, siapa yang kira-kira membantu Iran dalam teknologi persenjataan ini?

Jawabannya: mungkin Tiongkok. (https://www.firstpost.com/explainers/is-china-secretly-helping-iran-in-battle-against-israel-13898617.html)

Kenapa China repot-repot bantu Iran?

Karena industri China sangat bergantung pada pasokan energi dari Iran. Berdasarkan data, sekitar 90% ekspor minyak Iran di alamatkan ke China. Jadi kebayang dong, jika Iran ada dalam bahaya, pastinya China juga pontang-panting sebagai imbasnya. (https://www.wsj.com/business/energy-oil/if-irans-oil-is-cut-off-china-will-pay-the-price-95b9c7e1)

Jika China nggak punya bahan bakar dalam menjalankan industrinya, apa nggak kacau rantai produksinya?

Ini nggak berlebihan.

Israel telah melancarkan serangan terhadap Pulau Kharg di Iran, yang selama ini dijadikan tempat China mengambil minyak murah dari Iran (melalui kapal-kapal tanker-nya). Dan ini membuat resah Tiongkok. (https://www.aljazeera.com/news/2025/6/17/mapping-irans-oil-and-gas-sites-and-those-attacked-by-israel)

Dengan kata lain, nasib ekonomi dan energi China, secara nggak langsung bergantung pada rezim Teheran. Dan Israel sangat paham hal ini. Nggak aneh, salah satu target serangan Israel adalah kilang minyak Iran yang berkontribusi pada China.

Lalu bagaimana konstelasi akan bergulir? Akankah berlanjut atau justru tambah runyam?

Pada bagian ketiga kita akan membahasnya.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!