Bikin Pusing Semua Orang


517

Buat Pusing Semua Orang

Oleh: Ndaru Anugerah – 16042025

Siapa sosok kontroversial yang paling banyak dibicarakan publik global saat ini?

Jawabannya mungkin, Donald Trump.

Setelah memenangkan pemilu pada 2024 silam, Trump langsung gaspol dengan memberlakukan perang dagang pada banyak negara. Tercatat setidaknya 60 negara terkena sasaran kebijakan Trump tersebut. (https://www.thompsonhinesmartrade.com/2025/04/trump-announces-reciprocal-tariffs-on-over-60-countries/)

Apa tujuan perang tarif yang diberlakukan Trump?

Setidaknya 2 hal. Pertama mengembalikan industri manufaktur yang dialihdayakan ke AS. Dan kedua menarik investasi asing baru untuk membuka perusahaan manufaktur di AS dengan iming-iming keringanan pajak tentunya.

Namun rencana itu nggak gampang diwujudkan.

Meskipun katakanlah beberapa perusahaan bersedia mengambil risiko dengan memindahkan pabrik mereka dari negara dengan upah rendah ke AS yang upah karyawan-nya lebih tinggi, itu-pun butuh proses yang lama. Nggak mungkin terjadi dalam semalam.

Let’s say, rencana ini terwujud, dalam waktu singkat, mau dilempar kemana barang yang telah dihasilkan mengingat menemukan pasar baru pastinya membutuhkan waktu yang lama.

Lagian, siapa yang butuh barang-barang AS, yang harganya nggak mungkin menyaingi produk-produk Tiongkok? Semua lebih memilih produk China yang harganya cukup ‘terjangkau’.

Bahkan topi MAGA berwarna merah yang dulu kerap dipakai Trump semasa kampanye, sasus  beredar juga ternyata buatan China. Dan banyak produk sejenis yang anda temukan di AS, faktanya made in China. (https://www.newsbytesapp.com/news/world/chinese-factories-made-trumps-maga-merchandise-since-2016-chinese-media/story)

Berbekal rencana tersebut, Trump langsung menarif barang-barang impor asal China dengan tarif yang spektakuler, bahkan mencapai angka 145%. (https://www.china-briefing.com/news/trump-raises-tariffs-on-china-to-125-overview-and-trade-implications/)

Dan tindakan ini memicu aksi balasan dari China dengan memberlakukan retaliasi pada produk-produk AS. (https://www.cnbc.com/2025/04/11/china-strikes-back-with-125percent-tariffs-on-us-goods-starting-april-12.html)

Cuma China yang berani melakukan aksi retaliasi terhadap AS, karena mereka sudah mengukur kesiapan mereka. Toh ekspor produk China ke AS hanya sekitar 15% saja alias nggak signifikan. (https://fortune.com/asia/2025/04/12/can-us-china-trade-survive-trump-tariffs/)

Bahkan saking siapnya China, mereka telah merilis film animasi berjudul Ne Zha 2 pada Februari 2025 silam. Film itu sendiri nggak lain upaya show off China yang ingin kasih tahu dunia bahwa China telah lepas ketergantungan atas AS. (https://www.chinadaily.com.cn/a/202502/25/WS67bd1478a310c240449d7021.html)

Sementara banyak negara lainnya, malah meminta ‘pengampunan’ pada AS akibat pemberlakuan perang dagang. Setidaknya 75 negara memohon Trump untuk menegoisasi struktur tarif bilateral. (https://www.thewrap.com/trump-pause-tariffs-75-countries-negotiating-us-trade-deals-china-125-markets/)

Kalo sudah begini, Trump yang dijuluki sebagai The Deal Master, tinggal tersenyum lebar. “Ternyata mereka bisa bertekuk lutut di depanku,” begitu kurleb-nya dengan nada puas. (https://www.propmgmtforms.com/forms/ebooks/trump-the-art-of-the-deal.pdf)

Lantas, darimana kebijakan perang dagang Trump diadopsi?

Untuk jawab pertanyaan ini, kita harus flashback pada kampanye Trump di 2024 silam. “Pada tahun 1890an, negara kita mungkin merupakan negara terkaya yang pernah ada karena sistem tarifnya,” ungkap Trump.

Pada hari pelantikannya, Trump juga mengatakan hal yang sama, “Presiden hebat William McKinley membuat negara kita sangat kaya melalui tarif dan bakat.” (https://www.lemonde.fr/en/m-le-mag/article/2025/04/10/william-mckinley-the-tariff-king-who-inspired-donald-trump_6740045_117.html)

Jadi darimana ide itu berasal, anda sudah tahu jawabannya.

Perlu anda ketahui bahwa UU Tarif tahun 1890 yang diberlakukan McKinley, tidak berlaku umum alias hanya industri tertentu. Caranya dengan menaikkan bea masuk impor yang mencapai 50%. Ini dilakukan untuk melindungi industri dan pekerja dalam negeri AS dari invasi asing.

Tapi yang nggak dilihat Trump adalah kebijakan McKinley sukses juga membuat AS lebih terpuruk. Pengangguran melonjak, bisnis banyak mengalami kebangkrutan, hingga pasar saham anjlok drastis. (https://www.statista.com/statistics/1315397/united-states-unemployment-number-rate-historical/)

Sekali lagi, UU Tarif yang diberkakukan McKinley, bukan saja gagal menangangi situasi krisis, malahan memperburuk-nya.

Dan sekarang, langkah yang sama diambil Trump.

Padahal banyak kritikus telah menyatakan bahwa perang tarif Trump dapat memicu penurunan pasar saham yang dramatis, mendorong tarif balasan alias retaliasi negara lain yang diberlakukan sanksi Trump, peningkatan utang federal dengan mengurangi PDB selain pendapatan pajak. (https://taxfoundation.org/research/all/federal/trump-tariffs-trade-war/)

Apa buktinya?

Pada 10 Maret silam saja, pasar saham AS telah kehilangan sekitar USD 4 triliun dipicu kekhawatiran datangnya resesi, sedangkan S&P 500 telah kehilangan USD 1,7 triliun pada 3 April yang lalu. (https://www.reuters.com/markets/us/investors-flee-equities-trump-driven-uncertainty-sparks-economic-worry-2025-03-10/)

Kalo hanya AS yang terkena dampak trade war Trump, sih nggak apa-apa.

Masalahnya, global juga bakal terkena dampaknya, berupa resesi yang diprediksi bakal lebih buruk dari yang diharapkan. (https://www.aljazeera.com/economy/2025/4/9/eight-charts-that-reveal-the-economic-impact-of-trumps-tariffs)

So, bersiaplah.

Salam Demokrasi!!

(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)


error: Content is protected !!