Selalu Di September (*Bagian 1)
Oleh: Ndaru Anugerah – 12092024
Apa yang terlintas diingatan anda saat anda tahu bahwa hari ini adalah tanggal 11 September?
Pasti peristiwa 911, bukan? Karena memang event yang sukses mengaktivasi Global War on Terrorism tersebut yang paling dikenal orang sedunia. (baca disini, disini dan disini)
Jadi saat 11 September, yang anda ingat pasti serangan super aneh yang dilancarkan Osama bin Laden dan kroninya pada beberapa gedung di AS yang terjadi 23 tahun yang lalu.
Tapi mungkin anda lupa, bahwa ditanggal yang sama, pada 51 tahun yang lalu, ada peristiwa yang juga dilakukan lengan Ndoro besar pada salah satu negara di Amerika Latin yang saat itu dipimpin oleh sosok Sosialis, yang bernama Salvador Allende. (https://nsarchive.gwu.edu/briefing-book/chile/2016-09-09/cia-cover-chile)
Kala itu, kepemimpinan Allende di Chili digulingkan oleh serdadu yang merupakan binaan Pentagon dan istana kepresidenan-nya La Moneda dibom secara masif yang menyebabkan dirinya meninggoy.
Akibat kejadian ini, istri dan anak-anaknya terpaksa cari suaka ke Meksiko selama bertahun-tahun guna menghindari perburuan yang dilakukan oleh diktator Chili Jenderal Augusto Pinochet. (https://www.nytimes.com/1988/09/02/world/chile-ends-exile-of-allende-family.html)
Kisah berawal saat Salvador Allende berhasil memenangkan pilpres yang digelar di Chili pada 4 September 1970, dengan mengandaskan petahana Jorge Allesandri. Padahal Allesandri telah mendapatkan endorsement dari Washington. (https://www.cia.gov/readingroom/docs/CIA-RDP85T00875R001100090034-0.pdf)
Kenapa AS berkepentingan agar Allende dikandaskan?
Setidaknya ada 2 alasan utama. Yang pertama, karena Allende merupakan sosok sosialis yang tentu saja berseberangan dengan garis Washington. Dan yang kedua, Chili berada pada halaman belakangan AS. Tentu saja wilayah backyard tersebut harus dijaga dengan baik agar nggak jatuh ke pihak lawan alias poros sosialis.
Menanggapi kemenangan Allende, tentu saja membuat AS meradang.
Kenapa?
Begitu terpilih, Allende langsung tancap gas. Nggak pakai lama, program Chilian Road to Socialism langsung dihelat. Jadi jelas mau kemana Chili akan dibawa dalam kendali Allende. (https://escholarship.org/content/qt2mt6f1zp/qt2mt6f1zp_noSplash_7456baa8733ac9d2439b71c30d866aaf.pdf?t=ql6eb6)
Demi mewujudkan niatnya tersebut, Allende mulai berani menasionalisasi perusahaan asing yang mengolah hasil tambang Chili seperti tembaga, pada Juli 1970. (https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/048661347300500305?journalCode=rrpa)
Kalo anda jeli melihat, siapa yang punya konsesi tembaga terbesar di Chiquichamata, Chili, selain Anaconda Cooper? Siapa yang memiliki perusahaan raksasa tersebut? Bukankah dedengkot kartel Ndoro besar David Rockefeller? (https://fleej.com/chile/purchasing-rockefeller-from-anaconda-copper-company-the-best-deal-in-wall-streets-history/)
Semisal anda jadi seorang Rockefeller, relakah anda jika perusahaan yang anda milikki kemudian dinasionalisasi oleh seorang Allende?
Nggak itu saja. Rencana gila seorang Allende untuk menasionalisasi sistem perbankan di Chili, juga rencana yang nggak bisa dipandang sebelah mata. (https://link.springer.com/chapter/10.1007/978-94-011-8902-6_8)
Dari 2 rencana itu saja kita bisa tahu, siapa yang bakal dirugikan selain kartel Ndoro besar itu sendiri? Inilah alasan penggulingan Allende yang sesungguhnya. Dan nggak butuh lama untuk mengeksekusi rencana tersebut.
Pengakuan yang dibuat oleh Edward Korry selaku mantan Dubes AS untuk Chili semasa Allende berkuasa, mengkonfirmasi kebenaran hal tersebut. (https://www.theguardian.com/business/1998/nov/08/observerbusiness.theobserver)
Menurut Korry, Donald Kendall selaku ketua PepsiCo mengontak Presiden Richard Nixon secara langsung, untuk meminta bantuan CIA guna menggulingkan Allende pada Oktober 1970.
Asal tahun saja bahwa dulunya, Nixon adalah pengacara perusahaan sebelum menjabat presiden. (https://www.nixonfoundation.org/2013/11/richard-nixon-november-22-1963/)
Jadi wajar jika Nixon yang dibantu kemenangannya menjadi orang nomor satu di AS, kemudian menjadi sangat mudah dihubungi kartel Ndoro besar yang telah lebih dulu membantunya. Itung-itung, Nixon bukanlah kacang yang lupa sama kulitnya. (https://rowman.com/ISBN/9781683930006/Nixon-in-New-York-How-Wall-Street-Helped-Richard-Nixon-Win-the-White-House)
Bahkan ITT Corporation selaku perusahaan telpon swasta di Chili, juga kerap kasih bantuan dana ilegal kepada Partai Republik dimana Nixon bernaung.
Menjadi masuk akal saat ITT Corporation meminta Nixon untuk melikuidasi Allende, karena perusahaannya terkena imbas rencana nasionalisasi Allende di Chili. Masa iya Nixon menampik permintaan ini? (https://www.cia.gov/readingroom/document/cia-rdp91-00901r000600100008-6)
Nggak pakai lama, Nixon memanggil Richard Helms selaku Direktur CIA saat itu, untuk membantu memuluskan rencana tersebut.
Awalnya, ‘cara halus’ coba dimainkan guna menggagalkan rencana Allende.
Namun Allende yang sadar bahwa ‘kompensasi’ yang diberikan kepada pemerintahannya nggak lain adalah akal-akalan perusahaan untuk menggagalkan rencana nasionalisasi, akhirnya menarik ‘niat’ baik tersebut.
Karena cara halus nggak berhasil, apa boleh buat. Maka aksi main kasar terpaksa digelar guna menggulingkan Allende yang dianggap keras kepala.
Bagaimana rencana penggulingan Allende dilakukan?
Kita lanjut pada bagian kedua nanti.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)