Kisah Para Penukar Uang
Oleh: Ndaru Anugerah – 21082024
Anda pasti tahu istilah money changer.
Secara harafiah berarti penukar uang. Jadi kalo anda butuh menukar uang yang anda punya ke dalam dollar atau euro, maka penukar uang akan melakukan konversi atas jumlah uang yang anda punya sesuai kurs yang berlaku ke mata uang yang anda akan tukarkan.
Sejak kapan istilah ini ada?
Istilah penukar uang pertama kali muncul saat alkitab menggambarkan upaya Yesus mengusir mereka dari bait suci. Itu terjadi pada 2000 tahun silam. Diilustrasikan bahwa Yesus (mungkin) pertama kalinya menggunakan kekerasan dalam kehidupan pelayanannya. (https://en.wikipedia.org/wiki/Cleansing_of_the_Temple)
Kenapa sang Mesias marah besar terhadap para penukar uang tersebut?
Karena para penukar uang melakukan aktivitas dagang pada kuil sebagai tempat yang dianggap kudus.
Digambarkan bahwa orang Yahudi sengaja datang ke Yerusalem untuk membayar pajak bait suci yang mereka miliki. Dan untuk melakukan aktivitas ini, nggak bisa dilakukan secara sembarangan karena mereka harus membayarnya menggunakan koin khusus yang terbuat dari perak murni.
Uang syikal, namanya. Konon uang syikal tersebut tidak mencantumkan gambar kaisar kafir Romawi yang saat itu berkuasa atas Yerusalem. Makanya dipercaya sebagai uang suci.
Menurut keyakinan bangsa Yahudi saat itu, hanya uang syikal-lah yang dapat diterima Tuhan sebagai bentuk persembahan.
Dan untuk mendapatkan uang syikal, orang Yahudi harus membelinya dari para penukar uang.
Mungkin konsep inilah yang memicu emosi Yesus pada para penukar uang, yang punya niat ‘jualan’ pada bait Allah. Alih-alih menyediakan uang syikal sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan, toh nyatanya mereka hanya sekedar menjalankan aktivitas bisnis semata.
Para penukar uang ini cukup piawai dalam menjalankan bisnisnya. Untuk mendapatkan cuan yang besar, mereka sengaja membatasi jumlah uang syikal yang beredar.
Kenapa?
Dengan uang syikal yang sedikit, sementara bangsa Yahudi berebut untuk mendapatkannya, maka otomatis nilai syikal tersebut bakal melonjak secara drastis.
Dan pasar akan bersedia menanggung biaya kenaikan tersebut, karena berapa-pun nilainya, pasti tetap diburu konsumennya. Bisnis ‘jualan’ Tuhan-lah yang bisa menjaminnya.
Kok bisa?
Ini bisa terjadi karena hanya para penukar uang-lah yang memegang hak monopoli atas uang syikal. Jika mereka mengurangi peredaran uang syikal di pasaran, maka akan ada kelangkaan. Pada akhirnya kelangkaan ini harus ditebus dengan harga yang sangat mahal oleh orang Yahudi yang saat itu terpedaya oleh ‘sihir’ para penukar uang.
Bagaimana kisah selanjutnya dari para penukar uang tersebut?
Kita akan bahas satu persatu.
Salam Demokrasi!!
(*Penulis adalah analis Geopolitik dan mantan Aktivis 98)